Kalau memang waktu kelahiran Yesus bukanlah di bulan Desember, jadi kapan iya,,,Menyangkut tanggal kelahiran Kristus, benarkah Yesus dilahirkan pada
tanggal 25 Desember ? Tidak ! Tidak ada satu sumber pun yang mengacu pada
tanggal tersebut.lalu
mengapa atau darimana munculnya tradisi Natal yang dirayakan tanggal 25
Desember ini? Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Christmas’ mengatakan : “Alasan mengapa Natal sampai dirayakan pada tanggal 25 Desember tetap tidak pasti, tetapi paling mungkin alasannya adalah bahwa orang-orang
Kristen mula-mula ingin tanggal itu bertepatan dengan hari raya kafir
Romawi yang menandai ‘hari lahir dari matahari yang tak terkalahkan’
…; hari raya ini merayakan titik balik matahari pada musim dingin, di
mana siang hari kembali memanjang dan matahari mulai naik lebih tinggi
di langit. Jadi, kebiasaan yang bersifat tradisional yang berhubungan
dengan Natal telah berkembang dari beberapa sumber sebagai suatu akibat
dari bertepatannya perayaan kelahiran Kristus dengan perayaan kafir yang
berhubungan dengan pertanian dan matahari pada pertengahan musim
dingin. … Tanggal 25 Desember juga dianggap sebagai hari kelahiran dari
dewa misterius bangsa Iran, yang bernama Mithra, sang Surya Kebenaran”.
Lalu kalau begitu apakah perayaan Natal ini berbau kekafiran seperti
dituduhkan oleh beberapa golongan belakangan ini? (Catatan : Beberapa
gereja menolak merayakan Natal karena beranggapan bahwa Natal bersumber
dari tradisi kafir). Tentu saja tidak! Harus diingat bahwa perayaan
Natal yang bertepatan dengan perayaan kafir itu bukan berarti bahwa umat
Kristen waktu itu menyembah dewa-dewa kafir. Sebaliknya justru mereka
ingin menjauhkan diri dari kekafiran. Perhatikan kata-kata Herlianto : “Pada
tahun 274, di Roma dimulai perayaan hari kelahiran matahari pada
tanggal 25 Desember sebagai penutup festival saturnalia (17-24 Desember)
karena diakhir musim salju matahari mulai menampakkan sinarnya pada
hari itu. Menghadapi perayaan kafir itu, umat Kristen umumnya meninggalkannya dan tidak lagi mengikuti upacara itu,
namun dengan adanya kristenisasi masal di masa Konstantin, banyak orang
Kristen Roma masih merayakannya sekalipun sudah mengikuti agama
Kristen. Kenyataan ini mendorong pimpinan
gereja di Roma mengganti hari perayaan ‘kelahiran matahari’ itu menjadi
perayaan ‘kelahiran Matahari Kebenaran’ dengan maksud mengalihkan umat
Kristen dari ibadat kafir pada tanggal itu dan kemudian menggantinya
menjadi perayaan ‘Natal.’ Pada tahun 336, perayaan Natal mulai
dirayakan tanggal 25 Desember sebagai pengganti tanggal 6 Januari.
Ketentuan ini diresmikan kaisar Konstantin yang saat itu dijadikan
lambang raja Kristen. Perayaan Natal kemudian dirayakan di Anthiokia
(375), Konstantinopel (380), dan Alexandria (430), kemudian menyebar ke
tempat-tempat lain”. “Dari
kenyataan sejarah tersebut kita mengetahui bahwa Natal bukanlah
perayaan dewa matahari, namun usaha pimpinan gereja untuk mengalihkan
umat Roma dari dewa matahari kepada Tuhan Yesus Kristus dengan cara
menggeser tanggal 6 Januari menjadi 25 Desember, dengan maksud agar umat
Kristen tidak lagi mengikuti upacara kekafiran Romawi. Masa kini umat
Kristen tidak ada yang mengkaitkan hari Natal dengan hari dewa matahari,
dan tanggal 25 Desember pun tidak lagi mengikat, sebab setidaknya umat
Kristen secara umum merayakan hari Natal pada salah satu hari di bulan
Desember sampai Januari demi keseragaman. Karenanya Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘from church year Christmas’ menulis : “...hari
raya tentang kelahiran Kristus, hari lahir dari ‘surya kebenaran’ (Mal
4:2) ditetapkan di Roma, atau mungkin di Afrika Utara, sebagai suatu
saingan Kristen terhadap hari raya kafir dari surya yang tak terkalahkan
pada titik balik matahari. …” Demikianlah asal usul perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. ada beberapa acuan
historis dari Alkitab yang dapat menjadi acuan. (1) Yesus dilahirkan pada zaman raja Herodes (Mat
2:1). Kalau Yesus dilahirkan pada zaman raja Herodes
maka kita memerlukan informasi masa pemerintahan Herodes. Flavius
Josephus seorang sejarawan Yahudi memberikan informasi bahwa Herodes
mulai memerintah dari tahun 73 hingga tahun 4 SM (tahun kematiannya).
Itu berarti bahwa Yesus tidak mungkin lahir setelah tahun 4 SM karena
sewaktu Yesus lahir Herodes masih hidup dan bahkan Herodes ingin
membunuhnya. Dari terang ini kita bisa memperkirakan bahwa Yesus lahir
beberapa tahun sebelum kematian Herodes (tahun 4 SM). (2) Yesus dilahirkan pada saat Kaisar Agustus mengadakan sensus di mana Kirenius menjadi wali negeri di Siria (Luk
2:1-2). Menurut catatan Josephus, seorang bernama Kirenius pernah
dikirim ke Siria dan Yudea untuk menyelenggarakan suatu sesus pada
permulaan tarikh masehi. Sensus ini merupakan bagian dari operasi
pembersihan setelah Arkhelaus (putera Herodes Agung) dipecat dari
jabatannya.Peristiwa ini terjadi beberapa tahun setelah Herodes mati
(tahun 6-7 M). Melihat data ini rasanya sulit mencocokkannya dengan
acuan pertama di atas namun penjelasan dapat diberikan untuk ini bahwa
Lukas memberikan catatan awal dari tugas Kirenius itu (beberapa tahun
sebelum tahun 6-7 M) namun mengingat masalah transportasi dan komunikasi
yang sangat sulit pada waktu itu maka tugas itu baru berakhir pada tahun 6 -7
M seperti yang dicatat oleh Josephus. (Informasi : Untuk memahami lebih
jauh masalah ini, silahkan baca buku John Drane “Memahami Perjanjian Baru” hal. 54-57). (3) Yesus dibaptis ketika berumur 30 tahun yakni tahun ke 15 dari pemerintahan kaisar Tiberius
(Luk 3:1). Pemerintahan resmi Kaisar Tiberius atas Roma dimulai pada
tahun 14 M sehingga tahun ke 15 pemerintahnnya adalah tahun 28 M. Namun
sebenarnya ia telah memerintah bersama kaisar Agustus sejak tahun 11 M
sehingga meskipun ia secara resmi baru memerintah tahun 14 M (setelah
Agustus mati) tetapi sesungguhnya ia telah memegang kekuasaan sejak
tahun 11 M. Mungkin sekali Lukas menghitung tahun ke 15 pemerintahan
Tiberius ini dari tahun 11 M sehingga tahun ke 15 pemerintahan Tiberius
adalah tahun 25-26 M. Kalau pada tahun 25-26 M Yesus berumur 30 tahun,
maka dapat diperkirakan waktu kelahiran Yesus dari sini yakni berkisar
tahun 5 atau 4 SM. Dari semua data sejarah ini pada umumnya para ahli
sejarah dan teolog memberikan perhitungan tahun kelahiran Yesus di
sekitar tahun 8 hingga tahun 4 SM. Ada yang berkata Yesus lahir sekitar
tahun 8-5 SM, ada juga yang memperkirakan tahun 6-4 SM. tercatatat jelas di Alkitab yakni waktu ketika Zakharia masuk ke Bait Allah dan bertugas di
sana. Waktu itu berkisar bulan Siwan (Mei – Juni) dan dengan
memperhitungkan lama kandungan Elizabeth dan Maria, maka diperkirakan
kelahiran Yesus terjadi pada sekitar Hari Raya Pondok Daun yakni di
bulan Tishri (September – Oktober). Bulan ini sepertinya lebih dapat
diterima daripada bulan Desember meskipun ini bukanlah suatu kepastian.
Dari
beberapa perhitungan tahun kelahiran Yesus yang telah dikemukakan di
atas, semuanya mengacu pada masa sebelum Masehi. Kata “Masehi”
sesungguhnya mempunyai akar kata yang sama dengan “Mesias” dalam bahasa
Ibrani dan “Kristus” dalam bahasa Yunani. Jadi sesungguhnya kata
“Masehi” yang dipakai dalam perhitungan tahun-tahun pada masa kini
menunjuk pada Kristus. Jika kita menyebut tahun 50 SM (Sebelum Masehi)
artinya ada 50 tahun sebelum kelahiran Kristus. Jika kita menyebut tahun
100 M (Masehi) maka maksudnya adalah 100 tahun setelah kelahiran
Kristus. Tentu sesuatu yang sangat menarik bahwa tahun kelahiran Kristus
dijadikan sebagai patokan perhitungan tahun dalam dunia ini. Lalu
bagaimana dengan perhitungan-perhitungan tahun kelahiran Kristus yang
mengacu pada masa sebelum Masehi? Jika kita berkata bahwa Kristus
dilahirkan sekitar tahun 8-5 sebelum Masehi bukankah itu berarti bahwa
Kristus lahir sekitar 5-8 tahun sebelum kelahiran-Nya? Bukankah ini
sebuah kejanggalan? Mengapa bisa terjadi seperti ini?
Pada abad 6 kaisar Justinian memberikan perintah kepada seorang yang bernama Dionisius Exegius untuk
membuat sebuah kalender dengan perhitungan tahun Masehi (tahun
kelahiran Kristus) untuk mengganti kalender Romawi saat itu yang memakai
perhitungan tahun berdasarkan tahun berdirinya kota Roma yang biasanya
disingkat AUC (Ab Urbe Condita). Menurut perhitungan tahun AUC,
kelahiran Kristus jatuh pada tahun 747 namun ternyata dalam pembuatan
kalender Masehi itu Dionisius Exegius membuat kekeliruan perhitungan
dengan menempatkan kelahiran Kristus pada tahun 753 AUC sehingga terjadi
kekurangan sekitar 6 tahun. (Informasi : Baca penjelasannya lebih
lanjut dalam buku Selamat Natal karangan Andar Ismail, hal. 43).
Kekeliruan ini tidak sempat diperbaiki karena kalender yang dibuat telah
dipublikasikan ke seluruh kekaisaran Romawi bahkan sudah diterima
seluruh dunia pada masa kini (Catatan : Jadi kalender yang kita pakai
sekarang ini adalah hasil karya Dionisius Exegius). Karena kekurangan
ini maka Kristus yang seharusnya menurut tarikh Masehi dilahirkan pada
tahun 0 (nol) sebagai pusat perhitungan tahun-tahun akhirnya bergeser
kira-kira 6 tahun. Itulah sebabnya perhitungan tahun kelahiran Kristus
menjadi bergeser beberapa tahun dari tahun 0 (nol) sehingga para
sejarawan dan peneliti menempatkannya sekitar tahun 6-4 SM. Dan dengan
demikian perhitungan tahun kita saat ini juga berkurang sekitar 6 tahun. itulah beberapa alasan bagi kejanggalan di sekitar
tahun kelahiran Kristus.
semoga dapat bermanfaat,Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar