Galilea pada zaman
Yesus tidaklah besar dan terkenal. Galilea tidak pernah diperhitungkan, baik
dalam hal politik maupun dalam hal agama. Tidak ada nabi kaliber nasional lahir di sana tetapi orang Galilea pada zaman
Yesus adalah orang yang paling terbuka terhadap pikiran-pikiran yang baru serta
tidak segan terhadap pembaharuan-pembaharuan. Ciri khas orang Galilea inilah
yang juga membuat Injil Yesus Kristus mudah diterima.
Matius mencoba
memaparkan apa sarat dengan muatan
perintah perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid untuk segera dilaksanakan.
Namun, sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal
lain yang ingin Matius paparkan dimana keadaan iman para murid. tampak dari
reaksi mereka ketika melihat Yesus yang bangkit. Ada yang langsung
menyembah-Nya tetapi ada juga yang meragukan-Nya. Keraguan ini mungkin diakibatkan oleh karena tidak semua mengalami
perjumpaan dengan Yesus setelah peristiwa kebangkitan itu. Matius mencoba
memaparkan pemahaman tentang Perintah Tuhan
Yesus yaitu dimensi pemuridan dan dimensi pengajaran. yang berarti "Pemuridan
Kristen
bukanlah sekadar “memindahkan seseorang dari neraka panasnya api neraka ke surga yang
sejuk dan enak, berumput hijau, berair tenang nan nyaman cemerlang,” tapi lebih dari
pada itu pemuridan Kristen bertujuan membentuk suatu umat Allah yang kudus dan
taat dan setia mewartakan kepada dunia bahwa Yesus adalah Raja dan bahwa segala
makhluk harus taat kepada-Nya , pengajaran
Kristen ialah untuk membuat perubahan
pada hidup orang lain di setiap
aspek kehidupan mereka akan terus memancarkan realitas tunggal bahwa Yesus
Kristus adalah Raja " Dimana yang ditekankan bukan
pada berapa banyak orang yang berhasil kita tobatkan (kuantitas), tetapi
seberapa jauh sejumlah orang itu melakukan ajaran Tuhan dengan konsekuen
(kualitas iman) sebab Tuhan Yesus mau membentuk suatu “komunitas baru” yang
hidup selalu sesuai dengan perintah-perintah Tuhan dan yang mampu mewujud nyatakan
prototip Kerajaan Allah.
-
Yesus mengetahui keadaan
hati para pelaksana perintah-Nya
Para murid berangkat ke Galilea, ke sebuah bukit yang ditunjukkan oleh
malaikat (Matius 28:7) dan oleh Yesus sendiri (Matius 26:32, 28:10). Ketika
Yesus menjumpai mereka, ada di antaranya yang menyembah dan meragukan-Nya.
Apakah benar bahwa pribadi yang berada di hadapan mereka itu adalah Yesus yang
bangkit ? Matius tidak menyebutkan nama, siapa yang menyembah dan siapa yang
masih meragukan kebangkitan-Nya. Matius memaparkan kepada pembacanya tentang
kenyataan bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya (Matius
28:17). Mereka semua adalah murid-murid yang telah bergaul sekian lamanya
dengan Yesus. Mereka dengan telinganya sendiri mendengar kata-kata Yesus bahwa
Ia akan bangkit. Namun ada di antara mereka yang masih ragu-ragu. Yesus tahu
tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka
yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas
maut, maupun mereka yang meragukan-Nya.
-
Yesus membereskan sikap yang salah terhadap
diri-Nya
Keraguan manusia tidak menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan
perintah kepada para murid. karenanya sebelum “Amanat Agung” diberikan kepada
mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara
mereka. Memang setiap orang yang mau dan sedang terlibat dalam pelayanan, dalam
pekerjaan Allah, haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan
yang tulus suci dengan Yesus Kristus. Hal ini berarti, tidak ada seorangpun
yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan
amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah
dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus.
Disini Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan
hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Yesus menyebut kuasa apa
yang ada di dalam diri-Nya, yaitu segala kuasa di sorga dan di bumi. Tujuan-Nya
adalah agar nantinya para murid keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa
Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam
semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk
melaksanakan Amanat Agung itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab
yang besar dalam pelaksanaan Amanat Agung ini, tetapi mereka tidak sendiri
dalam pelaksanaannnya, karena penyertaaan Yesus terhadap mereka takkan
berkesudahan.
Peran yang sekarang kita jalani sebagai orang kristen adalah peran para murid. Dimana sebagai murid-murid Kristus di zaman
ini, kita mempunyai panggilan yang lebih unggul dari pada hanya menekankan
jumlah, panggilan Kristus yang masih sama sampai sekarang adalah menjadikan
semua orang muridNya. Tujuan dari kesaksian tidak hanya pertobatan pribadi
saja, tapi juga pembentukan suatu komunitas baru yang terdiri dari orang-orang
yang mengalami transformasi yang dilengkapi dengan bela-rasa, kebaikan, rendah
hati, lemah lembut dan sabar. Inilah tanda-tanda dari komunitas Kristen sejati.
Kalau orang-orang luar melihat tanda-tanda ini dalam komunitas tersebut, pasti
mereka akan tertarik padanya dan akan mau bergabung dan menjadi bagian dari
komunitas tersebut.
Firman diambil dari : Matius
28:16-20,Markus 16,Lukas 24,Kis para rasul 1
Tuhan Yesus Berada Dibukit yang Di Galelea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar